BUDI DAYA TANAMAN MONOCULTUR
KACANG
KEDELAI (Glycine max. L)
LAPORAN
UMUM
OLEH :
ABDUL ARFAN
NIM :
1209008832
PRODI :
AGROEKOTEKHNOLOGI (A)
LABORATORIUM
DASAR-DASAR AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
BUDI DAYA TANAMAN MONOCULTUR
KACANG KEDELAI (Glycine max. L)
LAPORAN UMUM
OLEH :
ABDUL ARFAN
NIM : 1209008832
PRODI
: AGROEKOTEKHNOLOGI (A)
Laporan umum ini merupakan salah satu syarat untuk
masuk
mengikuti partikal test pada praktikum Dasar-Dasar
Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas
Islam Sumatera Utara
Medan
ASISTEN NILAI
1.
EDI PRATAMA (
)
2.
EKO FEBRIANTO
3.
HAMDAN RAHMADANI
4.
MUHAMMAD
ZULHAFIZH
KORDINATOR
(Ir.
Hj. NOVERINA CHANIAGO, MP)
LABORATORIUM DASAR-DASAR AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji
sykur kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan
karunia-nya saya dapat menyelesaikan laporan umum ini dengan insyaallah baik.
Laporan umum ini berjudul “BUDIDAYA TANAMAN MONOKULTUR KACANG KEDELAI (Glycine max. L) dengan
judul ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh umat islam khususnya dalam
bidang pertanian dan dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa dan asisten dosen
untuk mengimlementasikan ilmu terapan budidaya tanaman monokultur kacang kedelai (Glycine
max. L).
Laporan umum ini kami susun untuk memenuhi tugas di semester 2.
Dengan tersusunnya laporan umum ini
dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menambah wawasan, kami menyadari bahwa
laporan umum ini kurang sempurna dan masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki laporan umum ini.
Akhirnnya saya sebagai penulis kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang mendukung atas terselesaikannya laporan umum ini dengan baik dan benar.
PENULIS
(ABDUL ARFAN)
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………...…………………i
DAFTAR
ISI………………………………………………...………………..ii
DAFTAR
TABEL………………………...…………………………………..vi
DAFTAR GAMBAR………...…………...…………….…………...……….vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………...…………………………………viii
PENDAHULUAN………………….……...………………………………….1
Latar
Belakang……………….…...…………………………………1
Tujuan Praktikum…………………………………………………...2
Kegunaan
Praktikum………………………………………………..2
TINJAUAN PUSTAKA………………………………...…………….……..3
Klasifikasi
Kacang Hijau…………………………………………...3
Morfologi Tanaman Kacang Hijau.………………………………...3
Akar….………………………….………………………….3
Batang………………………….…………………………...4
Daun…………………………………….………………….4
Bunga…………………………………….………………...5
Buah………………………………………....….………….5
Biji……………………………………………....…………5
Syarat Tumbuh Tanaman……………………………….…………6
Iklim……………………………………………..…………6
Tanah……………………………………………..….……..9
BAHAN DAN METODE…………………...……………………………10
Tempat
dan Waktu……………………………...………………....10
Bahan dan Alat……………...……………...……………………...10
PELAKSANAAN PRAKTIKUM.……....…………………….………....11
Persiapan
Areal...……………………………………..………….11
Pembuatan Plot Kacang Kedelei………………………………..11
Pembuatan Jarak
Tanam………………………………………..11
Pemeliharaan…………………...………………………………...11
Penyisipan…………….………………………………….11
Penyiraman…………...…………………………………..12
Penyiangan…………...…………………………………..12
Pemupukan…………....………………………………….12
Pembumbunan………….………………………………...13
Pengendalian Hama dan
Penyakit…….……...………….13
Parameter Pengamatan……………………….……..…………..18
Tinggi
Tanaman……………………….…………..……...18
Jumlah
Daun……………………………………..……….18
HASIL DAN PEMBAHASAN…….………………...…………..………19
Hasil
Praktikum……………………………...………….……….19
Pembahasan………………………………..…………..………...20
KESIMPULAN DAN SARAN…….……………...………..……...……21
Kesimpulan……………………………...……….....…….……...21
Saran…………………………………...…………………..…….21
DAFTAR PUSTAKA……………….…………………………………...23
DAFTAR
TABEL
Tabel
1. Parameter 1…………………………………………....…….19
Tabel
2. Parameter 2 ………………………...…………………...….19
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Biji Kacang Hijau Pertama Kali Ditanam……………….26
Gambar
2. Biji Kacang Hijau Ketika Sudah Tumbuh Besar………..26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Bagian Areal Percobaan…………………………….24
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kedelai merupakan bahan makanan sumber protein nabati
yang murah. Peranan komoditas kedelai sebagai bahan makanan, bahan baku
industri, dan bahan pakan ternak cukup besar dalam mencukupi kebutuhan protein.
Sementara produksi hewani belum mencukupi, maka kebutuhan protein yang
diperlukan masyarakat setiap harinya bisa terpenuhi (Suhaeni. 2008).
Upaya
peningkatan produksi kedelai meliputi: pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
pengairan dan pemeliharaan tanaman secara baik. Selain itu, upaya peningkatan
produksi dapat dilakukan dengan memperluas areal panen, penggunaan mulsa
jerami, pemberian Pupuk Pelengkap Cair (PPC), pemberian Zat Perangsang Tumbuh
(ZPT), dan perlakuan inokulasi Rhizobium
(Septiatin. 2008).
Kedelai
merupakan bahan pangan penting sumber protein nabati yang dikonsumsi setiap
hari oleh masyarakat dunia, sehingga kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun
selalu meningkat. Kedelai, selain sebagai bahan makanan, juga digunakan untuk
bahan baku industri dan pakan ternak. Dengan demikian, komoditas ini selalu
dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh masyarakat (Cahyono. 2007).
Ketidak
seimbangan antara kemampuan untuk memproduksi kedelai
didalam negeri dengan kenaikan permintaan, sebenarnya telah terjadi dalam kurun
waktu cukup lama. Sebagai gambaran, selama periode 1969-1985 kenaikan produksi
kedelai telah mencapai angka 4,75%, tetapi angka tersebut belum mampu mencukupi
karena selama periode yang sama terjadi lonjakan permintaan kedelai per tahun
yang lebih besar yaitu 5,74% (Sarwanto. 2008).
Kendala
peningkatan produksi kedelai dewasa ini semakin beragam. Konversi lahan
pertanian menjadi lahan nonpertanian,
misalnya, akan mempengaruhi luas areal pertanaman kedelai secara
nasional. Melalui pemanfaatan sumber pertumbuhan baru, kendala konversi lahan
diharapkan dapat teratasi (Darman. 2008).
Tujuan
Praktikum
:
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang kedelai dengan pola monocultur kedelai. Penanaman, pengatur jarak tanam,
pemupukan, perawatan.
Kegunaan
Praktikum :
1.
Sebagai
salah satu syarat untuk masuk praktikaltes pada praktikum dasar-dasar agronomi
di fakultas pertanian universitas islam sumatra utara.
2.
Sebagai
penambah pengetahuan dalam bidang pertanian, terutama dalam budidaya tanaman
kacang kedelai, dengan pola tanam monokultur.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kedelai
berasal dari wilayah Cina. Masyarakat Cina telah membudidayakan kedelai sejak
berabad – abad tahun yang lalu. Di Cina, kedelai dianggap sebagai salah satu
dari lima macam tanaman terpenting dalam kehidupan masyarakat. Dalam ilmu
tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Class :
Dicotyledoneae
Family :
Leguminoseae
Genus : Glycine
Spessies : Glycine max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai banyak spesies yang merupakan susunan genom
diploid (2n) dengan 20 pasang kromosom antara lain spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine tabacina (Suhaeni. 2008).
Morfologi
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )
Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai
adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar
tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat
berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai
untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).
Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis
perdu (semak), berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam,
berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara 30-100 cm.
Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai
terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya
jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi
tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau
bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono. 2007).
Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun
(triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang
menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder,
stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk
oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung
daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan
sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang
(Septiatin. 2008).
Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga
sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai
sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu
pada bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari
kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang. Bunga
tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15
buah bunga pada tiap tangkainya (Suhaeni. 2008).
Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah
kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat
tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat
keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara
1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak
jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak
mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman. 2008).
Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang
beragam, bergantung pada varietasnya.
Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada
yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna
tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil,
sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji
yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar ().
Kacang kedelai kaya akan mineral
seperti kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor, selenium dan seng.
Kalsium adalah mineral yang sangat penting karena dapat membantu meningkatkan
kepadatan tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah osteoporosis. Ada
berbagai macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang kedelai
mengandung lebih sedikit methione dibanding
dengan makanan lain. Methione adalah
sejenis asam amino yang dapat memperbaiki jaringan (Budi. 2011).
Syarat
Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai
Iklim
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim
tropis dan subtropis. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas,
ditempat– tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan.
Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan
curah hujan antara 100-200 mm/bulan (Septiatin. 2008).
Ketinggian
Tempat
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 –
500 meter di atas permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau,
yakni setelah panen padi pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih bisa dipertahankan.
Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang terlalu banyak
tidak menguntungkan bagi kedelai, karena
akarnya bisa membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok
ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500 m dpl (Suhaeni. 2007).
Kacang
kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian 0,5
sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai dengan
ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari 300
sampai 500 meter diatas permukaan laut (Prabowo. 2011).
Curah Hujan
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman
kedelai sekitar 350 – 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh
terhadap produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai.
Oleh karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air,
dianjurkan untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat
diatur dan dapat terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal
dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang
memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi (Sarwanto,
A. 2008).
Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai
untuk pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan
tetapi, tanaman kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi
pada suhu udara diatas, dan tanaman
masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C (Cahyono, B. 2007).
Intensitas Matahari
Meskipun kebutuhan cahaya tergantung
pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna
pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya
cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap (http://sustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/ tini blogspot).
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan
baik apa bila tanaman mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit
kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana
cahaya matahari terang dan penuh (http://sustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/ tini blogspot).
Tanah
Tanaman kedelai sebenar nya dapat tumbuh di semua jenis
tanah. Namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas
yang optimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung
berpasir atau liat berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air
untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan
tumbuh yang lain (Septiatin, A. 2008).
BAHAN DAN METODE
Tempat
dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Kelurahan Johor, kecamatan Medan
Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 25 M dpl
serta topografi yang datar. Praktikum ini dimulai dari bulan maret sampai
selesai.
Bahan
dan Alat
Bahan:Benih kacang kedelai (Glycine
max L ) Pupuk UREA, KCL, SP36, Fungisida.
Alat:Meteran, Gembor, Cangkul, Handsprayer, Parang.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
Persiapan
Areal
Areal yang digunakan untuk sebagai tempat penanaman
terlebih dahulu dibersihkan dari vegetasi dan dicangkul sedalam 30 cm lalu
digemburkan dan diratakan. Setelah areal bersih dan rata maka dibentuk plot –
plot. Dan dibuat parit drainase untuk mencegah terjadi penggenangan air bila
terjadi hujan.
Pembuatan
Plot
Tanah yang telah dicangkul dan digemburan dibuat plot –
plot dengan ukuran 400 cm x 300 cm dengan jarak antara plot 50 cm, jark diberi
paretan antar plot. Plot dibuat arah utara.
Pembuatan
Jarak Tanam
Tanah yang telah dibentuk plot, kemudian tanah diratakan
dengan ukuran jarak tanam 35cm x 25 cm, dan jarak dari garis 20 cm.
Pemeliharaan
Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan di areal plot sebelum biji kedelai
ditanam. Kemudian penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari
dengan menggunakan gembor. Bila turun hujan dan keadaan tanah cukup basah maka
penyiraman tidak dilakukan. Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi
tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga
pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.
Penyisipan
Penyisipan dilakukan bila ada tanaman yang mati atau
pertumbuhan nya abnormal, setiap tanaman berlubang 2 biji. Penyisipan dilakukan
7 – 14 hari setelah tanam.
Penyiangan
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat
tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini
dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.
Pemupukan
Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempumnyai daya dukung
terbatas sebagai sumber unsur hara maupun sebagai penampung tambahan input hara
berupa pupuk. Oleh karena itu tanaman
perlu di pupuk agar memperoleh prodiksi yanG maksimal. Pemupukan dilakukan
dengan cara tunggal. Dengan kedalaman 3 cm dan jarak dari tanaman 5 cm. Letak
kan pupuk di lubang dan tutup dengan tanah kembali. Dan langsung di lakukan
penyiraman. Pupuk yang di gunakan adalah pupuk Urea, Kcl, SP36.
Pembumbunan
Pembumbunan biasanya dilakukan bersamaan dengan
penyiangan. Selain untuk mengendalikan gulma, pembumbunan bertujuan untuk
menggemburkan tanah sehingga mendorong perkembangan akar dan mencegah rebah nya
tanaman. Pembumbunan dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 4 minggu.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Beberapa jenis hama yang sering merusak tanaman kedelai,
antara lain, lalat kacang, ulat pemakan daun (grayak, jengkal), ulat heliothis,
penggulung daun, pengisap polong, penggerek polong, kutu kebul, dan kutu daun.
Pengendalian
hama bisa dilakukan secara terpadu sebagai berikut:
a.
Pengendalian
secara kultur teknis.
Pengendalian secara kultur teknis lebih ditekankan
sebagai upayapengendalian hama yang sifatnya preventif dan biasanya upaya
pengendalian sebelum terjadi serangan hama. Tujuannya agar populasi hama tidak
meningkat melebihi nilai ambang pengendaliannya.
b.
Pengendalian
secara hayati ( biologis )
Pada dasarnya, pengendalian hama secara hayati ( biologis
) adalah menggunakan musuh alami yang terdiri dari parasitosid, predator, dan
patogen. Mekanisme kerja dalam pengendalian hama terpadu menggunakan musuh alami
dilakukan dengan memanfaatkan populasi musuh alami yang ada ( density dependent ) sehingga tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan dan perkembangbiakan hama yang dikendalikan.
c.
Pengendalian
dengan pestisida
Penggunaan pestisida merupakan salah satu pilihan
alternatif paling
yang dapat dilakukan, terutama bila cara pengendalian
lain belum mampu menekan populasi hama dan penyakit. Hal ini perlu ditekankan
karena pengunaan pestisida perlu dilakukan secara bijaksana dengan tujuan musuh
alami dari hama tersebut tetap hidup sehingga proses pengendalian hama dan
penyakit secara alamiah tetap bisa berlangsung. Pemilihan jenis pestisida pada
umumnya tergantung pada umur dan hama
yang akan disemprot serta tergantung pada tujuan utama pengendalian hama dilakukan.
Untuk pengendalian hama lalat bibit, umumnya menggunakan insektisida yang
diberikan dengan cara dioleskan pada biji kedelai. Sementara insektisida untuk
hama ulat daun umumnya dilakukan saat hama berada pada awal ( I – II ) dengan menggunakan insektisida
kontak.
Aphis
glycine. Kutu ini dapat
dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal
pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya
terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam tanaman inang seperti:
terung-terungan, kapas-kapasan atau
kacang-kacangan, (2) buang bagian tanaman terserang dan bakar, (3) gunakan
musuh alami (predator maupun parasit), (4) semprot Natural BVR atau PESTONA
dilakukan pada permukaan daun bagian bawah.
Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa). Bertubuh kecil,
hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang
memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,
bahkan seluruh tanaman. Pengendalian:
penyemprotan PESTONA.
Ulat polong (Ettiela zinchenella). Gejala: pada buah
terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah
warna, didalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian : tanam tepat waktu.
Kepik polong (Riptortis lincearis). Gejala: polong
bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli). Menyerang tanaman
muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi POC
NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu
setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan PESTONA.
Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
Kepik hijau (Nezara viridula). Pagi hari berada diatas
daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur
kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji
mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.
Ulat grayak (Spodoptera litura). Gejala : kerusakan
pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun
lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitas, (2) disemprotkan pada sore/malam hari
saat ulat menyerang tanaman beberapa Natural VITURA.
Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.) Gejala : layu mendadak
bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas
tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman. Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO
Penyakit layu (Jamur tanah :
Sclerotium Rolfsii). Penyakit ini
menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan
melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan
Natural GLIO di awal.
Anthracnose (Colletotrichum glycine ). Gejala: daun
dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok,
polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi
kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat, (2)
Pencegahan diawal dengan Natural GLIO.
Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi). Gejala: daun
tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam kedelai yang
tahan terhadap penyakit, (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir.
Busuk batang (Cendawan Phytium Sp). Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah,
kemudian membusuk dan mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan, (2)
Tebarkan Natural GLIO di awal.
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Untuk tinggi tanaman kedelai ini sendiri, tidak ada
pengaruh nyata terhadap satu varietas. Ini disebabkan karena perawatan
dilakukan dengan serius seperti pemupukan, penyiraman, pemberantasan hama
dengan menggunakan insektisida, berpengaruh terhadap tinggi suatu tanaman,
dimana dari hari kehari tinggi tanamannya terus bertambah tinggi .
Jumlah
Daun (Helai)
Untuk jumlah daun atau helai daun
perlakuan terhadap varietas kacang kedelai juga menunjukkan tidak
berpengaruhnya nyata. Hal ini kemungkinan besar diduga karena perawatanya yang
kurang serius selama fase pertumbuhan dari tanaman kacang kedelai, sehingga
tidak dapat tumbuh dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Praktikum
Parameter
tanaman kacang kedelai (Glicene max
L.)
Tabel 1. Parameter 1.
No
|
Jumlah sample
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
1
|
Sample 1
|
43 cm
|
3x7 = 21 daun
|
2
|
Sampele 2
|
53 cm
|
3x8 = 24 daun
|
3
|
Sample 3
|
46 cm
|
3x10 = 30 daun
|
4
|
Sample 4
|
43 cm
|
3x7 = 21 daun
|
5
|
Sample 5
|
38 cm
|
3x6 = 18 daun
|
Tabel 2. Parameter
2.
No
|
Jumlah sample
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
1
|
Sample 1
|
52 cm
|
3x13 = 39 daun
|
2
|
Sample 2
|
67,2 cm
|
3x 14 = 42 daun
|
3
|
Sample 3
|
61,5 cm
|
3x13 = 39 daun
|
4
|
Sample 4
|
46 cm
|
3x12 = 36 daun
|
5
|
Sample 5
|
55,8 cm
|
3x 13 = 39 daun
|
Pembahasan
Dari hasil parameter pertama dan kedua setiap sample
tanaman yang dipilih jumlah tingginya dan jumlah daunnya dikarenakan setiap
pertumbuhan tanaman berbeda pertumbuhannya. Mungkin dari beberapa faktor yaitu,
kekurangan unsur hara baik makro dan mikro, dan perawatannya juga tidak
dijaga dan juga perawatanya sangat
kurang terjaga salah satunya tidak rutin menyirami tanaman.
Kami menghitung parameter ini dengan
menggunakan 5 sampel dengan menaruh patok bambu disetiap tanaman kedelai,
setiap patok bambu bambu ini diberi nomor 1-5 menaruh patok ini tidak boleh
berdekatan dari patok satu ke patok berikutnya, setelah ditaruh ditempat
tanaman yang berbeda barulah diukur tanaman tersebut satu persatu tinggi
tanaman tersebut, dan juga cabang dan daunnya pada tanaman kedelai tersebut
ditiap tangkai dari tanaman tersebut.
Pertumbuhan menunjukkan suatu
pertambahan dalam ukuran dengan adanya pertumbuhan kita mengetahui bagaimana
tanaman kita berkembang atau tidak berkembang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Kedelai berasal dari wilayah Cina. Masyarakat
Cina telah membudidayakan kedelai sejak berabad – abad tahun yang lalu.
2.
Batang
tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau
berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan
panjangnya bervariasi antara 30-100 cm.
3.
Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dari suatu tanaman meliputi pengolahan tanah
yang baik, ketersedian unsur hara, penggunaan bibit unggul dan pemeliharaan yang
teratur.
4.
Pemupukan
tanaman kedelai dari group kami yaitu menggunakan pupuk Urea, Kcl, Sp36 agar
tumbuhan dapat berkembang dengan baik, agar produksinya maksimal.
5.
Parameter
tanaman bertujuan untuk mengukur perkembangan tanaman baik dari tinggi
tanaman jumlah cabang tanaman tersebut,
serta produksi yang di hasilkan tanaman tersebut.
Saran
Penetapan takaran pupuk untuk tanaman kedelai harus
didasarkan pada dosis pupuk yang diberikan serta hasil analisis kadar hara
dalam tanah, apakah termasuk dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi. Ajuran pemupukan saat
ini masih terbatas pada penambahan hara makro N.
Pengendalian gulma sebaiknya 4 kali yang dilakukan
sebelum masa berbunga dianggap sudah cukup ekonomis ini dilakukan agar
persaingan untuk mendapatkan unsur hara antara gulma dengan tanaman yang kita
budidayakan, unsur haranya tidak diserap oleh tanaman pengganggu, serta dalam
menekan gulma pada tanaman kedelai. Penggunaan herbisida dianjurkan pada masa
pertumbuhan (4-5 hari sebelum tanam).
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyono, B. 2007. Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha
Tani. Aneka
Ilmu : Semarang.
Darman. 2008. Kedelai Sumber Pertumbuhan Produksi Dan
Teknik Budidaya.
Gramedia
: Bogor.
Sarwanto, A. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar
Swadaya : Jakarta.
Septiatin, A. 2008. Meningkatkan Produksi Kedelai Dilahan
Kering, Sawah, Dan
Pasang
Surut. Yrama Widya : Jakarta.
Suhaeni, N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai.
Nuansa : Bandung.
Tini. 2012. http://sustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/bubuk-kedelai-dari-biji-dan-kacang.html.
LAMPIRAN 1
Bagian
Areal Percobaan Kacang Kedelei (Glicine max L.)
|
|
||||
|
|||||